Profil Desa Binangun

Ketahui informasi secara rinci Desa Binangun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Binangun

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Cilacap. Mengungkap potensi pertanian padi dan palawija, pengembangan kayu putih, ketahanan masyarakat pasca-bencana, serta kekayaan budaya seperti tradisi Ruwat Bumi yang terus lestari.

  • Lumbung Pertanian Strategis

    Merupakan salah satu desa dengan lahan persawahan luas di Kecamatan Bantarsari, menjadi sentra produksi padi, palawija, dan berpotensi untuk komoditas cabai besar.

  • Ketahanan Komunitas dan Adaptasi Lingkungan

    Masyarakatnya memiliki sejarah resiliensi dalam menghadapi bencana alam seperti banjir dan angin puting beliung, serta aktif dalam program penghijauan melalui penanaman kayu putih.

  • Budaya Adat yang Hidup

    Tradisi dan kearifan lokal seperti "Ruwat Bumi" secara rutin diselenggarakan sebagai wujud syukur dan pelestarian budaya, melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Pasang Disini

Terletak di bagian barat daya Kabupaten Cilacap, Desa Binangun di Kecamatan Bantarsari merupakan sebuah wilayah yang menggantungkan hidupnya pada kesuburan tanah dan kekuatan tradisi. Berjarak sekitar 41 kilometer dari ibu kota kabupaten, desa ini menjadi salah satu penopang utama sektor pertanian di kawasannya. Dengan dinamika sosial yang kuat dan potensi ekonomi yang terus berkembang, Desa Binangun menampilkan wajah sebuah komunitas yang tangguh, adaptif dan memegang teguh warisan leluhur di tengah tantangan zaman. Wilayah ini tidak hanya menjadi rumah bagi ribuan jiwa, tetapi juga kanvas bagi berbagai program pembangunan, inisiatif lingkungan, dan perayaan budaya yang hidup.

Geografi dan Tata Pemerintahan

Secara geografis, Desa Binangun terhampar di atas lahan seluas kurang lebih 888,9 hektar. Kontur wilayahnya didominasi oleh dataran rendah yang subur, menjadikannya sangat ideal untuk aktivitas pertanian, khususnya sawah irigasi. Letaknya yang berjarak sekitar 9 kilometer dari pusat Kecamatan Bantarsari menjadikan desa ini memiliki akses yang cukup strategis terhadap pusat layanan dan perekonomian kecamatan.

Menurut data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Desa Binangun tercatat sebanyak 9.839 jiwa. Angka ini menunjukkan laju pertumbuhan penduduk yang signifikan, menandakan dinamika kependudukan yang tinggi di wilayah tersebut.

Roda pemerintahan desa dijalankan oleh aparatur desa yang bekerja untuk melayani kebutuhan masyarakat dan mengelola pembangunan. Dalam berbagai kesempatan, Sekretaris Desa (Sekdes) Binangun, Untung Susanto, kerap mewakili pemerintah desa dalam program kemitraan dan pelayanan publik. Keberadaan pemerintah desa yang aktif menjadi kunci dalam mengimplementasikan kebijakan daerah serta menyerap aspirasi warga, mulai dari perencanaan infrastruktur hingga pengelolaan bantuan sosial. Komunikasi yang terjalin antara warga dan aparaturnya menjadi fondasi bagi stabilitas dan kemajuan desa.

Potensi Ekonomi dan Lumbung Pertanian

Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Binangun. Hamparan sawah yang luas menjadi pemandangan umum, di mana mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang dipanen beberapa kali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan menyuplai pasar yang lebih luas. Selain padi, para petani juga menanam palawija (tanaman kedua) seperti jagung dan umbi-umbian sebagai bagian dari rotasi tanam untuk menjaga kesuburan tanah dan diversifikasi pendapatan.

Kecamatan Bantarsari, termasuk Desa Binangun, diidentifikasi sebagai wilayah yang potensial untuk pengembangan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Salah satu yang menjadi sorotan yaitu cabai besar. Dengan kondisi lahan yang mendukung dan permintaan pasar yang stabil, pengembangan budi daya cabai besar menawarkan peluang besar untuk peningkatan kesejahteraan petani setempat.

Inisiatif baru yang menjanjikan harapan ekonomi dan lingkungan ialah program kemitraan dengan Perum Perhutani. Belum lama ini, Desa Binangun menerima bantuan 7.000 bibit pohon kayu putih. Dalam sebuah pernyataan, Sekdes Untung Susanto menyampaikan bahwa bibit tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat untuk ditanam di lahan-lahan kosong. "Nantinya bibit kayu putih ini akan ditanam di lahan-lahan kosong masyarakat sehingga dapat membantu program pemerintah berupa penghijauan," ujarnya. Program ini tidak hanya bertujuan untuk konservasi lahan, tetapi juga membuka potensi ekonomi baru dari hasil panen daun kayu putih yang dapat diolah menjadi minyak atsiri.

Infrastruktur dan Konektivitas

Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus pemerintah untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial di Desa Binangun. Akses jalan yang memadai merupakan urat nadi bagi distribusi hasil panen dan mobilitas warga. Salah satu proyek yang menjadi perhatian yakni rencana perbaikan dan peningkatan Jalan Bulaksari-Binangun. Tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan survei di lokasi, menandakan adanya komitmen untuk meningkatkan konektivitas antar-desa yang akan mempermudah akses warga ke pusat layanan publik dan pasar.

Di bidang pendidikan, Desa Binangun telah memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai untuk melayani anak-anak usia sekolah. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat keberadaan beberapa sekolah dasar negeri di wilayah ini, di antaranya yaitu SDN Binangun 01 yang beralamat di Jalan Raya Kedung Borang dan SDN Binangun 04 di Jalan Mangga. Kehadiran lembaga pendidikan ini sangat vital untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing sejak dini.

Fasilitas kesehatan primer seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga aktif berjalan, melayani kesehatan ibu, bayi, dan balita. Para kader kesehatan dan bidan desa secara rutin menyelenggarakan kegiatan penimbangan, imunisasi, dan penyuluhan gizi. Layanan ini terbukti krusial, terutama saat menghadapi tantangan kesehatan di tengah komunitas.

Ketahanan Sosial dan Adaptasi Bencana

Wilayah Desa Binangun, seperti daerah lain di sekitarnya, memiliki catatan tantangan terhadap bencana alam. Pada Maret 2023, bencana angin puting beliung menerjang desa dan menyebabkan kerusakan signifikan. Menurut laporan yang dihimpun, sebanyak 146 rumah warga mengalami kerusakan, terutama pada bagian atap. Peristiwa ini menguji ketahanan sosial masyarakat dan respons cepat dari berbagai pihak.

Camat Bantarsari saat itu, Hari Winarno, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), segera turun ke lokasi. "Saat ini kita bersama masyarakat sedang kerja bakti pembersihan serta penanganan yang sifatnya urgen, yang utama yaitu kebutuhan logistik bagi warga yang kerja bakti," ungkapnya sesaat setelah kejadian. Semangat gotong royong warga terlihat jelas saat mereka bahu-membahu membersihkan puing-puing dan memperbaiki rumah yang rusak.

Sebelumnya, pada Oktober 2022, bencana banjir juga sempat melanda kawasan tersebut. Pada saat itu, posko kesehatan darurat didirikan untuk melayani warga yang terdampak. Nanda Eprilliya, seorang petugas kesehatan sekaligus bidan desa, menuturkan antusiasme warga lanjut usia untuk memeriksakan kesehatan pasca-banjir. "Antusiasmenya banyak. Kita berusaha meng-cover mereka di bidang kesehatannya," tuturnya. Pengalaman menghadapi bencana ini secara kolektif telah membentuk komunitas Desa Binangun menjadi lebih tangguh, waspada, dan memiliki mekanisme respons sosial yang solid.

Kekayaan Budaya dan Kearifan Lokal

Di tengah arus modernisasi, masyarakat Desa Binangun terus merawat dan melestarikan kekayaan budayanya. Salah satu wujud nyata dari upaya tersebut ialah penyelenggaraan "Festival Adat Ruwat Bumi" yang digelar secara meriah pada Mei 2024. Acara yang dipusatkan di balai desa ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil bumi yang mereka nikmati.

Prosesi ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah ritual yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal. Puncak dari festival tersebut yakni pertunjukan wayang kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh Ki Dalang Sikin Hadi Warsono. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Taufik Nurhidayat, serta jajaran pemerintah kecamatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tentunya ratusan warga dari Desa Binangun dan sekitarnya.

Kehadiran berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa tradisi Ruwat Bumi memiliki tempat istimewa di hati warga. Sebuah penelitian dari UIN Saizu Purwokerto mengenai tradisi ini di Desa Binangun juga menyoroti adanya nilai-nilai pendidikan Islam yang terintegrasi di dalamnya, seperti syukur, kebersamaan, dan kepedulian terhadap alam. Festival ini menjadi bukti bahwa Desa Binangun tidak hanya kuat secara ekonomi melalui pertanian, tetapi juga kaya secara budaya dan spiritual.

Arah Masa Depan Desa Binangun

Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, menampilkan potret sebuah wilayah perdesaan yang dinamis. Dengan modal utama berupa lahan pertanian yang subur, desa ini memiliki fondasi ekonomi yang kokoh. Pengembangan komoditas baru seperti kayu putih dan optimalisasi hasil hortikultura seperti cabai besar menjanjikan peningkatan nilai tambah bagi masyarakat.

Namun tantangan seperti perubahan iklim dan potensi bencana alam menuntut adanya inovasi berkelanjutan di bidang pertanian dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat. Di sisi lain, kekuatan modal sosial yang tecermin dari semangat gotong royong dan kelestarian tradisi budaya seperti Ruwat Bumi merupakan aset tak ternilai yang menjadi perekat komunitas. Dengan sinergi antara pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, dan pelestarian budaya, Desa Binangun berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan berkarakter kuat.